Jakarta, disinfecting2u.com – Hakim Ahmad Abu Bakar Al Kaf menyita perhatian masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak? Keputusannya dinilai kontroversial saat berperan pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain melawan Indonesia.
Kepemimpinan Wasit Ahmed Abu Bakr Al Kafa terbukti merupakan hasil yang curang karena permainan terus berlanjut bahkan setelah pertandingan usai.
Meskipun waktu cedera yang diharapkan telah berlalu. Terakhir, timnas Indonesia resmi mendaftar ke FIFA.
Pelatih PSI Hanafing menilai kejadian tersebut sebenarnya bisa dihindari jika wasit menaati aturan perpanjangan waktu.
“Masalah tersebut telah dilaporkan ke FIFA karena durasi cederanya melebihi batas yang diizinkan. “Sebelum sepak pojok seharusnya sudah ada perpanjangan waktu dan pertandingan harus dihentikan,” jelas Hanafing saat diwawancarai Viva, Sabtu (12/10/2024).
Selanjutnya, Hanafing juga tidak membeberkan secara lengkap isi laporan yang dikirimkan ke FIFA.
Oleh karena itu, dia membenarkan bahwa pihak berwenang Indonesia telah mengajukan protes resmi.
Saya belum tahu detail isi laporannya, tapi pejabat Indonesia sudah mengajukan protes ke FIFA mempertanyakan keabsahan gol Bahrain karena dicetak setelah waktu pertandingan, jelasnya.
Bahrain dikabarkan unggul lewat gol yang dicetak Mohammad Jassim Maroon pada menit ke-15.
Alhamdulillah Indonesia berhasil membalikkan keadaan melalui dua gol Ragnar Oratmangoen pada menit ke-45 dan Rafael Struik pada menit ke-74.
Sayangnya, Bahrain menyamakan kedudukan pada menit 90+9 lewat situasi sepak pojok, meski hanya bertambah 6 menit.
Aturan perpanjangan waktu sudah jelas. Jika batas waktu yang ditentukan tercapai maka pertandingan harus selesai. Namun dalam hal ini wasit malah melanjutkan permainan selama beberapa menit setelah waktu berakhir, kata Hanafing.
Pandangan Islam
Dalam konteks ini, kita teringat akan pesan ceramah Ustaj Adi Hidayat tentang bagaimana menyikapi pemimpin yang tidak adil dan tidak layak. Dalam kasus Timnas Indonesia di atas, putusan Hakim Ahmad Abi Bakar al mengandung dugaan penipuan. Caf menjadi wasit pertandingan melawan Bahrain.
Ustaj Adi Hidayat mengingatkan, jika menemukan pemimpin yang buruk, jangan menghina atau mengkritiknya, tapi komunikasikan dulu.
“Ini label pertama yang memungkinkan komunikasi,” jelas Ustaj Adi Hidayat di YouTube-nya.
“Kamu bukan nabi atau rasul seperti Musa, tidak sebaik Harun, tidak seburuk Fir’aun dalam berdakwah kepada manusia, mengapa kamu mau bersikap kasar?” Tanya Ustaj Adi Hidayat.
Sebab, Al-Qur’an tidak pernah mengajarkan kritik, sekalipun orang tersebut jahat dan zalim.
Mengapa Anda bisa mengkritik? “Al-Qur’an tidak pernah mengajarkan kita untuk mengkritik orang,” jelas Ustaj Adi Hidayat.
Kalau memang tidak suka, Ustaj Adi Hidayat mengingatkan, sebaiknya fokus pada tindakannya, bukan orangnya.
“Kalaupun kita tidak suka, kita melihat tindakan orangnya, bukan orangnya sendiri. “Dalam skenario terburuk, Firaun tidak disebutkan nama aslinya,” tegas Ustaz Adi Hidayat.
Jadi mengingat sepak bola ada FIFA, maka laporan timnas Indonesia sesuai aturannya.
“Kalau dilihat dari Islam saja, kalau ada yang berbuat buruk pada Anda, sebaiknya perbaiki perilakunya, bukan mencela orang itu,” kata UAH.
“Karena ketika Anda mengkritik nama seseorang, mungkin ada orang yang namanya sama belum tentu berperilaku sama. Hati-hati, tambah Ustaj Adi Hidayat. (klw)
Wallahoolam