Jakarta, disinfecting2u.com– Profesor Adi Hidayat mengatakan, ada satu hal yang sering dilupakan umat Islam saat sedang merasa senang atau bahagia. Ibarat memiliki rumah, namun sering kali lupa akan kewajibannya.
Harus ada tempat suci agar ibadah tetap nyaman dan bersih. Mari kita lupakan hal ini karena dianggap sepele.
Profesor UAH dan keluarganya menjelaskan bagaimana sebaiknya sebuah rumah menurut Islam? Salah satu hal yang perlu adalah sesuatu yang jarang dipahami.
Ini sangat penting, jadi sayang jika tidak memilikinya. Menurut Profesor Uday Hidayat, hal itu bisa mempercepat terkabulnya doa.
Padahal, bagian penting ini disampaikan karena bisa memperlancar penghidupan Anda dan keluarga. Apa ini?.
Dikutip dari ceramah Profesor Uday di YouTube resmi Uday Hidayat, Kamis (21/11/2024). Ini adalah bagian dari ibadah doa.
“Rumahnya luas, dan kamarnya luas. Bukankah ada tempat khusus untuk beribadah (mushula tempat mihrabnya)?” kata Profesor Adi Hidayat.
Ia menambahkan: “Tidak harus besar. Tidak ada salahnya memiliki kumpulan sajadah.”
Dalam penjelasannya, tempat ini merupakan salah satu adab shalat yang berkaitan dengan tempat ibadah.
Terdapat tempat-tempat umum yang memfasilitasi pelaksanaan salat, seperti area Ka’bah, Al-Mutazam, Al-Rawdah, dan tempat salat.
Namun tidak semua orang bisa pergi ke sana. Oleh karena itu, gantilah tempat suci tersebut dengan masjid atau musala.
Yang diinginkan Pak Uday adalah masjid itu digambar di dalam rumah dalam bentuk mihrab. Seberapa pentingkah tempat ibadah bagi umat Islam?
“Jika Anda ingin membawanya pulang, buatlah ceruk,” perintah Profesor Uday.
“Dunia ada di luar sana. Jangan manfaatkan itu untuk apa pun,” ujarnya lagi.
Mengenai mihrab ini, Profesor Adi Hidayat mengatakan secara khusus disebutkan dalam Al-Qur’an.
“Mihrab, tempat khusus dalam Al-Qur’an, mempercepat pelaksanaan shalat dan mendatangkan dukungan dari pihak yang tidak terduga,” ujarnya.
Keutamaan mihrab, seperti dalam kisah Maryam dalam surat Al Imran ayat 37.
Ayat ini menjelaskan bahwa ketika Nabi Zakharia merawat Maryam, kapanpun Nabi Zakharia membawa sesuatu, semuanya tersedia.
Saat itu, Maria tidak beranjak dari tempat kudusnya. Di bawah ini adalah pengucapan ayat yang dimaksud.
Setiap kali Zakharia mendatanginya di tempat suci, dia mendapat rezeki bersamanya. Dia berkata kepada Maryam, “Bagaimana kamu bisa mendapatkan ini?” Dia berkata, “Itu adalah tangan Tuhan Yang Maha Esa.”
Artinya: Setiap kali Zakharia memasuki tempat kudusnya, ia menemukan makanan di sebelahnya. Dia berkata: Wahai Maryam, darimana kamu mendapatkan ini? Maria menjawab: “Itu dari Allah.” Allah memberi rezeki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (Qais Ali Imran : 37). (CLW)
Aku bersumpah