Kota Subuluslam, disinfecting2u.com – Hujan deras di Kota Subuluslam, Aceh menyebabkan banjir besar di banyak wilayah sepanjang Sungai Tambar Lihe dan Rikit. Dua nelayan, empat pekerja kebun dan seorang jurnalis terjebak dan terpaksa melarikan diri pada malam hari di pepohonan yang mereka lewati.
Menurut jurnalis Roni, hujan mulai turun deras pada malam hari dan dia memutuskan untuk memantau kondisi sungai untuk pemberitaan awal. Namun tiba-tiba ia mendapat telepon dari ayahnya yang sedang memancing di kawasan hutan sekitar Sungai Rikit, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subuluslam.
Ayahnya mengabarkan dirinya terganggu akibat hujan deras dan mengirimkan lokasi terakhirnya melalui aplikasi koordinat peta WhatsApp.
“Berbekal koordinat tersebut, saya dan teman orang tua saya yang sedang memancing bersama ayah mencoba menuju lokasi yang ditunjukkan peta satelit GPS,” kata Rony.
Namun sesampainya di tempatnya, air tiba-tiba mulai naik hingga membelah seluruh kawasan hutan di sekitarnya. Karena kondisi tanah yang rendah, ketinggian air mencapai hampir dua meter, sehingga mereka terpaksa memanjat pohon yang hanyut untuk bertahan hidup.
Untung dua blok jebol, jadi kami memanjat dan mencoba melarikan diri selama kurang lebih 6 jam dalam kegelapan, tambah Rony.
Ketiganya hanya menemukan satu titik tinggi tempat mereka mendaratkan perahu sebelum fajar, jadi mereka memutuskan untuk menunggu siang hari pada titik tersebut karena kondisi basah di area tersebut tidak memungkinkan untuk dijelajahi.
“Sore harinya ada perahu kecil di sekitar kami untuk mencari empat orang buruh tani yang terjebak banjir, sehingga kami putuskan untuk meninggalkan mobil di hutan dan kami berangkat sendiri menuju kediaman dengan mobil tersebut,” pungkas Roni. (berpikir/berpikir)