Memangnya Benar Ajak Anak Jalan-jalan ke Mall di Akhir Pekan Bagian Jihad? Gus Baha Jelaskan secara Gamblang

disinfecting2u.com – KH Ahmad Bahauddin Nursalim menjelaskan detail Gus Baha Jihadis. Salah satu kewajiban umat Islam adalah bekerja. Ia mengatakan mengajak anak berlibur adalah bagian dari budaya.

Pasalnya, kata Gus Baha, anak-anak yang diajak menemui suami saat hari raya atau minggu menjenguk suami akan menumbuhkan kebahagiaan dalam keluarga. Padahal, itu adalah jihad yang disembah karena menguntungkan sanak saudara.

“Masyarakat mendatangkan anak cucu ke suami atau mengajak cucu marung erum di warung rodo jihad enaknya,” ujar Gus Baha dikutip disinfecting2u.com melalui kanal YouTube Arrumi Design, Minggu (27/10). /). 2024).

Meski seorang jihadis, namun khatib Rembang yang kharismatik ini dengan nadanya sendiri mengingatkan bahwa ia bisa dimanfaatkan ketika ia mempunyai niat serius dengan anak-anak. Selain itu, orang beriman menerapkan harga tauhid.

 

Gus Baha juga menegaskan, jihad bisa terlaksana ketika seseorang tidak hanya sekedar mengucapkannya dengan kata-kata, namun benar-benar meyakini tauhid demi kepentingan anak-anaknya.

Niatnya untuk menanamkan pandangan tauhid. Saya pernah membacanya, saya benar-benar membaca buku itu, itu hanya penipuan, jelasnya.

Misalnya, seorang pria berusia 54 tahun dari seorang sejarawan menjelaskan aturan sebuah keluarga kecil.

“Beliau adalah wali yang akan tetap menjadi wali sampai meninggal dunia, sedangkan Tausia adalah ahli dalam keluarga,” ujarnya.

Rencana kedua, menurut Gus Baha, merupakan salah satu syariat agama Islam yang sangat penting, terutama bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya.

“Contohnya yang saya alami mawon hai wong sing kulo. Kulo mengajarkan anak saya berdoa, berdoa dengan hikmah, AllahuAkbar, dan bagi saya AllahuAkbar ada kalimat khusus,” ujarnya saat meninjau pendidikan anak.

Ada kebahagiaan dan kebanggaan yang datang dari orang tua. Itulah dampak pendidikan kepada anak untuk membaca takbir dan cara sujud yang benar dalam shalat, sesuai keyakinan agama Islam.

Mengenai materi, jelasnya, tidak relevan dengan pencapaian kebahagiaan. Memang ada rasa bangga ketika seseorang diberi status sosial yang tinggi sebagai seorang muslim.

“Anda tidak perlu menggunakan status apakah anak Anda akan makan besok atau tidak.”

Selain itu, Gus Baha menegaskan kepada orang tua agar anaknya bisa menemukan kebahagiaan. Misalnya, setidaknya tawarkan camilan atau makanan enak sesuai selera anak.

Berbicara dalam ajakan tersebut, beliau menyampaikan bahwa ada aliran ajaran Islam yang akan turun dengan sendirinya. Ia menambahkan, cara ini juga mempererat hubungan antara orang tua dan anak.

“Tetapi semua ini untuk melestarikan pandangan tauhid dan kebenaran Islam yang Anda sembah,” ujarnya.

(terjadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top