Denpasar, disinfecting2u.com – Kementerian Kesehatan (Kimniks) pun telah mengeluarkan pernyataan terkait meninggalnya siswa SMP Negeri 1 STM Hilir, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rindu Syahputra Sinaga, yang meninggal dunia pada Kamis (26/9). . mati ). ) Seminggu setelah gurunya menghukumnya karena melompat, Kementerian Kesehatan masih menunggu untuk mengetahui apakah hukuman tersebut menyebabkan kematian.
Siti Nadia Tarmizi, Kepala Dinas Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, mengatakan kejadian tersebut merupakan kejadian nyata bagi Dinas Pendidikan Daerah (Dunks) Kementerian Kesehatan,” kata Nadia, saat ditemui RS Prof Ngoerah, Kota Denpasar, Kamis. Namun, kata dia, olahraga untuk anak-anak dan orang dewasa Ada batasannya, tentu menimbulkan gangguan kesehatan. Tidak ada yang khusus untuk itu, seperti lompat jongkok. Namun, tidak ada masalah. Waktunya, sebaiknya lihat apakah anak lelah atau tidak akan menunggu hasil pemeriksaan administratif, “Kalau pendidikan anak bagus sebenarnya tidak masalah, tapi berarti saat itulah hukuman diberikan, Anda Harus melihat. Atau fakta lompatan ini, yaitu jika anak terlihat lelah atau “Apa yang harus dihentikan,” katanya, “Tahukah kita bahwa memang benar setelah banyak lompatan kondisinya terus memburuk, sama saja Apa yang kita lakukan? Yang harus dilakukan adalah tidak ada berita dalam berita itu, akan dilakukan penyelidikan,” ujarnya. Saat ini Kementerian Kesehatan belum bisa memastikan penyebab kematian siswa SMA tersebut. “Siswa tidak ada penjelasannya. Karena itu masalah daerah, bahkan Kemendikbud. Selesaikan dulu masalahnya, cari jadwalnya,” ujarnya pertama, siswa SMP Negeri 1 STM Hilir, Deli Serdang, Sumut. Rindu Syahputra Sinaga meninggal dunia pada Kamis (26/9). Rindu meninggal seminggu kemudian setelah gurunya menghukumnya karena melompat. (awt/jarak)