Benarkah Waktu Dhuha Momen Terbaik Shalat Sunnah Awwabin jika Bukan antara Maghrib dan Isya? Buya Yahya Jawab Hal ini

disinfecting2u.com – LPD Al Bahjah, Cirebon, pengasuh Buya Yahya membedah secara lengkap waktu sholat sunah Awwabin yang terbaik. Pertunjukan yang paling populer biasanya antara setelah Maghrib dan sebelum Isya. Sebagai salat enam rakaat setelah Maghrib, Buya Yahya menjelaskan, umumnya salat sunah awwabin dilakukan di dekat Isya. Banyaknya pendapat selama ini akan membantu orang-orang beriman meraih pahala yang besar.

Buya Yahya mengklarifikasi waktu salat sunah Awwabin antara Maghrib dan Isya saat mendapat pertanyaan dari jamaahnya.

“Saya menanyakan kepada Buya tentang shalat sunnah awwabin, setahu saya awwabin dilakukan setelah shalat Maghrib,” kata Jemaah Buya Yahya, Senin (28/10/2024), seperti dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Sebagai kaum perempuan, jemaah Buya Yahya ingin menunaikan shalat sunnah awwabin. Namun, dia masih bingung menentukan waktu terbaik untuk mengeksekusinya.

 

Jamaah wanita mengetahui tentang shalat sunnah awwabin yang paling baik dilakukan saat Dhuha. Padahal beliau juga mengetahui tentang anjuran di masa Maghrib dan sebelum Isya.

Namun setelah mendengar langsung Buya dari guru lain, ternyata salat Awabin ada di salat Dhuha, kata jamaah putri tersebut.

Bahkan, jamaah wanita menganggap ibadah sunah avvabin akan sia-sia. Pahala yang paling tinggi adalah pada waktu Dhuha.

Sebagai pendakwah yang karismatik, Buya Yahya menjelaskan secara detail. Penjelasannya diawali dengan pemaparan waktu antara Maghrib dan Isya.

“Awwabin tadi, andai saja ibu soleh mendengarkan apa yang kami sampaikan, kami akan sedikit terharu,” kata Buya Yahya.

“Tadi ketika sebagian ulama menyebutkan salat awwabin dilakukan setelah salat Maghrib, kami menyinggungnya namun tidak menguraikannya,” imbuhnya.

Buya Yahya menyebutkan, shalat sunnah awwabin dilakukan pada waktu Dhuha karena ada kata yang dikaitkan dengannya.

Hanya shalat Dhuha yang disebutkan langsung oleh Nabi Shalatul Awwabin, tambahnya.

Mengenai waktu pelaksanaan 6 rakaat, beliau mengatakan bahwa para ulama telah memberikan pendapat mengenai sunnah awwabin yang sebaiknya dilakukan pada saat Maghrib-Isya.

Jadi memang ada salat Awwabin, yaitu salat yang dilakukan antara Maghrib dan Isya, dimulai dari 2 sampai 6 rakaat di samping Magrib ba’diah, di samping Isya qabliyah, jelasnya.

Para pengasuh pesantren di Cirebon tidak mempermasalahkan waktu Maghrib Isya yang tetap menjadi momen menunaikan sunnah awwabin. Padahal, menurutnya, ibadah harus menjadi rutinitas sehari-hari.

Makanya orang awwabin kembali kepada Allah, apa yang sudah kamu lakukan, teruskan awwabin, jelasnya.

Namun Buya Yahya kembali mempertanyakan timing Dhuha. Dikatakannya, dianjurkan menunaikan shalat sunnah Awwabin di pagi hari karena mengandung keistimewaan mendapat pahala yang lebih.

“Para ulama menyebutkan ini juga salat avvabin yang artinya doa orang yang rindu kembali kepada Allah sehingga dinamakan salat avvab,” ujarnya.

“Awwab itu orang yang kembali, awwab, ayyib awwabin, orang yang kembali kepada Allah tidak perlu diputus oleh ibu yang shaleh untuk melanjutkan kebiasaan tersebut,” lanjut Buya.

Sebagai solusinya, ia tetap mendukung penggunaan kedua waktu tersebut untuk menunaikan shalat Sunnah Awwabin. Meskipun ia juga mempunyai beberapa pendapat dari hadis sejarah.

“Jadi kalian pernah mendengar para ulama ketika menjelaskan shalat Dhuha menyebut dirinya awwabin, itu tidak meniadakan shalat awwabin,” ujarnya.

“Hanya menjelaskan bahasa salat Dhuha, disebut juga salat Awwabin,” ujarnya.

Wallahu A’lam Bishawab.

(pangkuan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top