JAKARTA, disinfecting2u.com – Indeks Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan melemah pada Kamis (14 November 2024) akibat rendahnya ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve. Sebagai acuan, indeks IHSG turun 4,77 poin (0,07%) ke 7.303,89. Sementara indeks LQ45, kelompok 45 saham terkemuka, turun 1,06 poin atau 0,12% menjadi 885,39.
“Saat ini pasar keuangan Indonesia diperkirakan akan tertekan dan melemah akibat tekanan eksternal yang besar,” kata Lotus Andalan Sekuritas Research Group dalam laporan riset yang dipublikasikan di Jakarta, Kamis.
Sementara di luar negeri, berdasarkan laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2024, inflasi tahunan naik hingga 2,6% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan 2,0% per September 2024. ) pertumbuhan. Hal ini mencerminkan stabilnya inflasi meskipun terjadi perlambatan ekonomi global.
Secara bulanan, inflasi AS diperkirakan datar pada Oktober 2024 atau September 2024, sehingga meningkatkan kemungkinan Federal Reserve akan kembali menurunkan suku bunga pada Desember 2024.
Pelaku pasar kini semakin skeptis terhadap The Fed yang akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya pada Desember 2024.
CME FedWatch Tool memperkirakan ekspektasi penurunan suku bunga acuan akan turun dari 82,73% menjadi 58,7%.
Pelaku pasar saat ini fokus pada pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang dijadwalkan pada Kamis malam dan data penjualan ritel AS pada Jumat (15/11), yang diperkirakan akan memberikan sinyal lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter AS.
Di sisi lain, kabar kurang baik datang dari data terbaru penjualan ritel Indonesia, dimana BI melaporkan penjualan ritel kurang memuaskan.
Per September 2024, indeks penjualan riil (RPI) sebesar 210,6, naik 4,8% dari Agustus 2024 (bulan yang sama tahun sebelumnya) dan 5,8% dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Itu rendah.
Sementara itu, perkiraan bulan Oktober 2024 nampaknya mengalami tren hingga 1% (y/y), sebuah tanda bahwa penjualan ritel yang lemah membuat konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja, yang kemungkinan akan mengurangi belanja dalam negeri. Mendukung produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Di antara bursa saham Asia pagi ini, indeks Nikkei naik 37,60 poin (0,10%) ke 38.759,30, indeks Hang Seng turun 35,95 poin (0,18%) ke 19.787,49, Shanghai Composite Index naik 5,015%, indeks strategis turun 1.315 poin, dan indeksnya lemah. 9,23 poin atau 0,25% – 3.711,10. (semut/nsp)