Jakarta, Amphidromus istanaus, Dyakia rumphii, Ampullariidae dan Viviparidae.
Beberapa penyakit dapat diobati dengan jenis bekicot di atas, seperti maag dan asma, serta beberapa penyakit lainnya.
Menurut penelitian Pusat Penelitian Biosistem dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ayu Savitri Nurinsiyah, masyarakat di beberapa daerah di Indonesia masih memanfaatkan siput darat untuk pengobatan, meski pengetahuan tersebut jarang ditemukan.
Kelima golongan ini sering digunakan dalam pengobatan alami, seperti mengobati luka, asma, dan beberapa penyakit lainnya, kata Ayu, Antara, Minggu (6/10/2024).
Meski jarang terjadi, namun peluang pemanfaatan bekicot sebagai bahan dasar pengobatan modern masih besar, ujarnya.
Ayu menemukan, dari 126.316 spesies bekicot yang terkonfirmasi di dunia, lebih dari 5.000 atau 6 persennya terdapat di Indonesia.
“Sebanyak 557 spesies hidup di air tawar, 111 spesies diantaranya hidup normal di Indonesia. Dari 1.294 spesies yang hidup di darat, 595 spesies ditemukan di Indonesia,” ujarnya.
Ayu mengatakan Pulau Jawa dan sekitarnya merupakan salah satu tempat yang banyak terdapat spesies siput darat. Dari 263 spesies yang masih ada, 104 diantaranya merupakan spesies endemik atau hanya terdapat di Pulau Jawa dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
“Keanekaragaman tersebut tidak hanya tercermin dari jumlah jenisnya, namun juga perbedaan karakter morfologi, habitat, dan perilaku ekologisnya. Siput darat hidup di habitat yang kering dan berbatu, sedangkan ada pula yang lebih menyukai lingkungan lembab di dekat perairan sungai atau air terjun,” ujarnya. menjelaskan.
Ayu mencatat, selain memiliki fungsi ekologis yang penting dalam ekosistem, siput darat memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk memasak, obat-obatan, dan kosmetik.
Menurutnya, bekicot sudah lama dijadikan sumber protein alternatif di berbagai negara. Misalnya saja di Perancis, escargot merupakan makanan mewah yang sangat populer dan sangat ekonomis.
Menurut Ayu, selain sebagai sumber makanan, lendir yang dihasilkan siput darat mempunyai khasiat obat yang besar. Lendir bekicot memiliki sifat antibakteri dan dapat digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi kulit seperti luka, infeksi, bahkan membantu perbaikan jaringan kulit.
“BRIN terus melakukan penelitian dan upaya konservasi berkelanjutan untuk memastikan keanekaragaman tersebut tetap terjaga dan dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan sosial dan perlindungan lingkungan,” ujarnya. (melawan)
