Jakarta, disinfecting2u.com – Pemanfaatan teknologi microtunnel menjadi salah satu langkah strategis pengerjaan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Tahap 1 yang memberikan solusi bagi pengelolaan sistem pembuangan limbah dan limbah DKI Jakarta. Teknologi Microtunnel menawarkan solusi inovatif untuk membangun infrastruktur pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, efisien dan minimal.
Pengelolaan sampah yang buruk seringkali menjadi masalah besar di kota-kota besar seperti Jakarta dengan jumlah penduduk yang besar dan aktivitas perkotaan yang aktif. Proyek JSDP Tahap 1 bertujuan untuk meningkatkan sistem pengelolaan air limbah Jakarta menggunakan teknologi microtunnel. Teknologi ini memungkinkan pemasangan pipa pembuangan limbah bawah tanah dengan cara yang lebih efisien, cepat, dan tidak terlalu mengganggu infrastruktur tanah yang ada.
“JSDP Zona 1 akan mengolah air limbah dengan kapasitas 240.000 m3 per hari, melayani 1 juta penduduk di 8 kecamatan di Jakarta Pusat, Barat, dan Utara,” kata Kurrotu Aini, BPPW PPP Wilayah II. dalam keterangannya dikutip Minggu (11/10/2024).
Kurotta menjelaskan hal ini dalam acara bincang-bincang “Microtunnel: solusi modern untuk masalah konstruksi bawah tanah di kota-kota besar.” Agendanya tanggal 8 November 2024.
Microtunneling adalah metode pengeboran tanah yang menggunakan mesin bor kecil untuk memasang pipa dengan presisi tinggi. Keunggulan teknologi ini adalah dapat melakukan pengeboran tanpa menggali jalan atau merusak permukaan tanah, yang biasanya menjadi sumber gangguan pada proyek konstruksi besar di kota-kota besar.
Mengurangi kemacetan dan menjaga mobilitas perkotaan Salah satu tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur di Jakarta adalah menghindari gangguan lalu lintas yang seringkali memperparah kemacetan. Dengan teknologi microtunnel, pemasangan pipa dapat dilakukan di bawah tanah tanpa perlu menutup jalan atau menghambat pergerakan mobil dan pejalan kaki. Hal ini sangat penting demi kelancaran aktivitas masyarakat Jakarta yang sudah mengalami kemacetan parah.
“Di Jakarta belum ada pembangunannya, sudah stuck, makanya kita bangun di bawah tanah dengan metode microtunnel,” lanjut Aini.
Balai Prasarana Perumahan Daerah (BPPW) Jakarta telah merencanakan proyek ini dengan matang agar pembangunan dapat terlaksana dengan lancar tanpa mengurangi kenyamanan penghuni. Berkat teknologi microtunnel, proyek ini tidak hanya berhasil memenuhi kebutuhan pengelolaan sampah, namun juga mendukung mobilitas tanpa batas di kota yang selalu padat. (bukan)