disinfecting2u.com – Dalam ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat (UAH) mendapat pertanyaan dari salah satu orang Indonesia yang orang tuanya non-Muslim yang tinggal di Jepang.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengingatkannya akan pesan penting ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an sebelum menjawab pertanyaan umat Islam yang orang tuanya berbeda agama.
Dalam khutbah yang dimuat di channel YouTube resmi Adi Hidayat, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, “Surah 31 Al-Qur’an, Luqman ayat 14-15,” yang mengingatkan kita pada Surah 31 Al-Quran UAH. .
Berikut bacaan Surah Luqman ayat 14-15 yang dibacakan oleh Ustaz Adi Hidayat (UAH).
Informasi lebih lanjut Informasi lebih lanjut اِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ
Artinya: Kami menitipkan kepada orang tua kami (untuk berbuat baik). Ibunya melahirkannya, menjadi lemah dan menyapihnya selama dua tahun) (Keinginan kami), “Bersyukurlah kepadaku dan kepada orang tuamu.” Hanya aku (kamu) yang kembali. (Luqman: 14)
Tuhan memberkatimu Firman Tuhan adalah Firman Tuhan memberkatimu تَعْمَلُوْنَ
Artinya: Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan yang belum diketahui, maka janganlah kamu menaati keduanya, (tetapi) perlakukanlah mereka dengan baik di dunia ini dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali bersama-Ku. Kemudian kamu akan kembali kepada-Ku dan Aku akan menceritakan kepadamu apa yang selama ini kamu lakukan. (Luqman : 15)
Ustaz Adi kemudian menjelaskan bahwa kedua ayat Hidayat ini memberikan pesan solid dari Allah SWT kepada seluruh anak di dunia ini.
“Dan Aku titip pesan syafaat kepada setiap anak agar meningkatkan ketaqwaannya kepada orang tuanya,” firman Allah.
Dengan kata lain, Allah STA mengingatkan kita bahwa berbuat baik kepada orang tua merupakan wujud kesetiaan terhadap anak.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengatakan: “Juga dalam ayat 17 dan ayat 23 Al-Qur’an, ukuran ketaatan kepada orang tua adalah ukuran ketaatan kepada Allah.”
Ustaz Adi Hidayat (UAH) melanjutkan: “Makanya ingatlah untuk berhati-hati, agar ketika kita berkata: Tuhanku adalah Allah, aku beriman kepada Allah.
Berikut lantunan lengkap ayat yang disebutkan Ustaz Adi Hidayat (UAH).
Informasi lebih lanjut وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ Semoga Allah memberkati Anda dan memberinya ketenangan pikiran, semoga Tuhan memberkati Anda
Artinya: Tuhanmu memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia, dan berbuat baiklah kepada orang tuamu. Apabila salah satu atau keduanya telah mencapai usia lanjut dalam perawatanmu, jangan sekali-kali berkata “ah” kepada salah satu dari mereka, jangan sekali-kali membentak salah satu dari mereka, dan jangan sekali-kali mengucapkan kata-kata manis kepada salah satu dari mereka. (QS Al Isra : 23)
Nah, berdasarkan ayat di atas, Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan kita, jika seorang muslim tidak menghormati orang tuanya, maka tidak ada manfaatnya banyak beribadah.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan: “Jika seseorang rajin shalat, rajin berpuasa, dan beriman kepada Allah, namun orang tuanya tidak baik, maka hal itu dianggap ketidaksempurnaan keimanannya.”
Hal ini menunjukkan kecintaan orang tua terhadap Allah S.W.
UAH berkata: “Sejauh mana Islam memaksakan kesalehan anak kepada kedua orang tuanya?” Bagaimana jika orang tuanya berbeda agama atau bukan Muslim? Bagaimana menjadi seorang anak kecil?
Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengatakan, keadaan seperti ini sudah terjadi sejak zaman Rasulullah.
“Itulah indahnya puisi,” kata UAH. Ada sebuah hadis yang sangat menakjubkan. “Ini pernah terjadi sebelumnya.”
Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, jika anak dan orang tua berbeda agama, maka anak boleh saja menolak jika ingin mempercayai ajaran di luar Islam.
Namun perlu diingat bahwa hal tersebut harus dihindari dengan hati-hati.
“Kalau memang anak yang orang tuanya atau mertuanya berbeda keyakinan menganut keyakinan orang tuanya, bisa dijauhi atau ditolak secara halus,” kata UAH.
Meski diajak keluar Islam, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menegaskan, jangan pernah bersikap kasar kepada orang tua.
“Al-Qur’an tidak mengajarkan untuk tidak marah jika dibully atau bertengkar,” tegas UAH.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) kemudian mengingatkan kepada seluruh anak-anak agar jika ingin meninggalkan Islam sebaiknya menyikapinya dengan lembut.
UAH berkata: “Jika dipaksa mengikuti jawaban dalam Alquran, tidak melawan dan tidak melawan, lalu apa ajaran Islam?”
“Balas penolakan itu dengan lembut dan baik hati, serta berikan nilai dakwah,” lanjut UAH.
Jadi jika memiliki orang tua non-Muslim, pesan utama UAH adalah jangan pernah memutuskan tali silaturahmi.
“Tapi ingat washohibhuma Fiddunya ma’rufa, perbedaan keyakinan jangan sampai membuat kita kehilangan kontak dengan mereka,” saran UAH.
Bahkan dalam Al-Qur’an kita diingatkan untuk tetap setia kepada orang tua.
“Yang luar biasa dari Al-Quran adalah kalian terus meningkatkan ketakwaan kalian,” kata UAH.
Oleh karena itu, UAH merupakan metode yang efektif bagi anak-anak dari orang tua non-Muslim untuk berdakwah melalui akhlak yang diungkapkan dalam aktivitas sehari-hari.
“Misalnya Anda bekerja dengan mertua dari Jepang yang agamanya belum beragama Islam, maka yang pertama kali Anda dakwahkan adalah akhlak,” saran UAH.
“Jika mendapat bayaran, temui orang tuamu dan ucapkan terima kasih karena telah menanamkan nilai-nilai baik pada anakmu,” lanjut UAH.
Namun Ustaz Adi mengingatkan, memberi Hidayat (UAH) lebih dari sekedar uang.
“Beri makan yang sakit, bawa ke rumah sakit terbaik jika sakit, pijat, semoga Allah ridha,” kata UAH.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) kemudian menjelaskan, dahulu kala salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dipaksa keluar Islam oleh ibunya.
“Suatu kali ibunya melakukan mogok makan dan anaknya kembali lagi dan berhenti masuk Islam, lalu apa yang dilakukan para sahabat Nabi? “Dia tetap menjenguk ibunya, menghiburnya, mengoreksinya dan mendoakannya,” jelas UAH.
Karena sudah menjadi kewajiban manusia untuk berdoa dengan ikhtiar.
Maka semoga Allah menentukan nasib yang terbaik bagi hamba-Nya.
“Lalu apa tugas kita? Sekarang doakan kebaikan Allah dulu,” usul UAH.
UAH melanjutkan: “Ya Allah, bimbinglah dia dan sehatkanlah dia. Sebagaimana Engkau mempertemukan kami dalam kebaikan dunia, Engkau juga akan mempersatukan kami dalam kebaikan di akhirat.”
Kemudian gunakan akhlak dalam menghadapi orang tua non muslim.
“Ini penting. “Kami memiliki etika yang sangat mahal,” tegas UAH.
UAH menyimpulkan : “Tugas kita adalah berusaha bukan untuk menentukan hasil, Allah akan menuntun kita pada harapan yang kita harapkan atau yang terbaik yang Allah berikan pada takdir kita”.
Ini adalah cara yang efektif untuk menyingkirkan orang tua non-Muslim.
Walahualam Bishawab