JAKARTA, tvonews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan banyak negara mulai menerapkan proteksionisme perdagangan karena kondisi perekonomian global yang masih belum stabil. Dia mencatat bahwa sekitar 19 negara menerapkan pembatasan perdagangan.
Jokowi menjelaskan, kondisi perekonomian global masih menunjukkan indikator yang suram. Ia mengatakan perekonomian global belum sepenuhnya pulih dari berbagai ketidakpastian.
Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi global masih tumbuh lambat, berada pada kisaran 2,6-2,7%. Di sisi lain, inflasi masih tinggi dan menghantui banyak negara.
“Saat ini dunia belum pulih dari pemulihan sebelumnya, perekonomian global masih tumbuh lambat pada kisaran 2,6%-2,7%, dan inflasi masih menghantui banyak negara. Perkiraan inflasi global berada pada kisaran 5,9%,” kata Jokowi. dikatakan.
Menurutnya, permasalahan menjadi semakin pelik ketika ancaman perang melanda dunia. Peperangan fisik dan perang dagang sama-sama merupakan ancaman terhadap perekonomian global.
Jokowi mengatakan, kondisi perekonomian yang kacau membuat banyak negara menerapkan kebijakan proteksionisme perdagangan. Dampaknya, perdagangan global lesu.
Masalahnya, negara-negara terus melakukan kebijakan pembatasan perdagangan. Saat ini setidaknya ada 19 negara yang melakukan hal tersebut yang semuanya memperlambat perdagangan global, kata Jokowi.
Di sisi lain, Jokowi mengatakan banyak negara yang khawatir dengan kelebihan produksi di China. Negara-negara ini khawatir impor Tiongkok akan membanjiri pasar mereka.
“Banyak negara yang mulai khawatir dan bersiap melindungi pasar dalam negerinya dari derasnya masuknya barang impor dari China dengan harga yang sangat murah,” ujarnya.
Jadi menurut Jokowi, Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 dunia atau 280 juta jiwa perlu melindungi pasar dalam negeri.
“Sehingga kita bisa menguasai pasar dalam negeri dan terus melakukan ekspansi di pasar luar negeri juga,” ujarnya (NBA).