Jakarta, disinfecting2u.com – Pria bernama Mukti (49), ayah seorang siswi berinisial AAP (18), yang mengalami pemukulan senior di MA As Syafi’iyah mengaku bertemu dengan pelaku pelaku di sebuah rumah sakit Pertemuan itu terjadi saat anaknya sedang dibawa ke rumah sakit usai insiden pemukulan.
Diakui Mukti, pertemuan ini bermula saat dirinya berada di rumah sakit dan bertemu dengan gurunya, sesama korban, dan seniornya. Sang guru kemudian mengakui kejadian tersebut terjadi akibat perkelahian.
“Yang mengantarnya itu temannya, seniornya yang membawanya ke rumah sakit bersama gurunya juga. Jadi kata guru karena tawuran, saya bantah, kata Mukti dalam keterangannya, Sabtu (12/10).
Setelah itu, karena geram dengan perbuatan pelaku yang membuat anaknya tidak sadar, Mukti bertanya kepada pelaku apa yang terjadi.
“(kata profesor di rumah sakit) ‘ini dia.’ Aku bilang, “Kamu ngapain sama anakku? Ada apa denganmu, kok kamu setengah mati begini?” kata Mukti.
“Apa yang telah kamu lakukan pada anakku hingga membuatnya menjadi begitu buruk? “Manusia, karena kuatnya tenaganya, tidak bisa diinjak sendirian,” lanjut Mukti.
Sementara itu, Mukti mengaku tak banyak bertanya mengenai pelaku. Pasalnya, ia fokus pada putranya yang sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri.
“Saya ketemu dia (pelaku) begitu saja. Saat itu dia hanya berada di ruang gawat darurat rumah sakit. Pas saya datang, saya lihat anak saya, soalnya gurunya juga ada ya? Guru menceritakan sebuah cerita kepadaku, aku tidak tahan lagi. Katanya minta maaf, siapa yang mau memaafkan anak saya karena masih seperti itu, kata Mukti.
Akibat kejadian tersebut, Mukti ingin polisi menindak tegas pelaku penyerangan terhadap anaknya dan memberikan hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku.
“Bagi siapapun yang bersalah, dia bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. “Sama saja dia membunuh anak saya,” kata Mukti. (terbakar / pso)