Jakarta, tvonenewscom – Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan mengatakan pemerintah menargetkan swasembada pangan pada tahun 2028. Menurut dia, kerja sama daerah/kota, provinsi, pemerintah pusat, kementerian dan lembaga serta pihak swasta diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. ini ini
Katanya: “Makanya rencana pemerintah harus swasembada pangan pada tahun 2028, dan kata kuncinya kerjasama, ada deputi, gubernur, dan kementerian terkait.”
Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan, pemerintah saat ini berupaya mengurangi jumlah anak kelaparan di Indonesia untuk mencapai swasembada pangan.
“Dunia benar-benar berusaha memastikan tidak ada anak yang kelaparan, namun kenyataannya angka tersebut akan meningkat pada tahun 2019 hingga 2023,” ujarnya. Tahun 2019 yang kelaparan 7,9 persen, kini angkanya mencapai 9 persen, sekitar 733 juta orang menderita kelaparan.
Oleh karena itu, lanjutnya, Kementerian Koordinator Pangan akan mengoordinasikan semua pihak untuk mencapai tujuan tersebut.
Insya Allah kalau kita bersinergi, kita akan bersinergi, dan sekarang Pak Prabowo sudah membentuk Kementerian Koordinasi Pangan untuk koordinasi. Saya yakin kalau kita bersinergi, kita bisa swasembada pangan pada tahun 2028, kata Zul Haas.
Sebelumnya, Zulhas mengatakan pemerintah Indonesia menargetkan swasembada pangan pada tahun 2028. Saat ini swasembada pangan tidak hanya menyasar beras, namun juga bahan pokok lainnya seperti jagung.
“Swasembada pangan, tanpa negosiasi, kita harus swasembada pangan paling lambat tahun 2028, tidak hanya beras, tapi pangan. Artinya ada beras, jagung, tebu, dan lain-lain,” kata Zul Haas. dari Garh. Mandari, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2024).
Untuk mencapai swasembada pangan, Ketua Umum Partai Nasional (PAN) ini mengatakan pemerintah akan mengoptimalkan lahan yang tersedia.
Klarifikasinya: Lahan-lahan yang ada terkena hujan, tapi kita harus punya irigasi ya, kalau ada bendungan harus diratakan saat pengairan.
Lanjutnya: “Kalau tidak ada, ada juga pompa. Kalau pengairannya dari air, ada pompa air ya, dan persoalan ini sudah ada di Kementerian Pertanian untuk optimalisasi sawah.” (semut/nba)